KUNJUNGAN KE MONUMEN PANCASILA SAKTI
MONUMEN PANCASILA SAKTI
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan tempat ini terdapat markas besar
Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, berbatasan di sebelah utara adalah
Bandar Udara Halim Perdanakusuma, yang pada saat peristiwa G30S-PKI menjadi
pusat kekuatan PKI, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan
sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Harga tiket masuk untuk Monumen Pancasila dikenakan
biaya sebesar Rp. 4.000,- untuk 1 orang dan Rp. 2.000,- untuk biaya parkir
sepeda motor. Pada kunjungan kami kali ini mendapatkan stiker Monument Pancasila Sakti.
Monumen Pancasila Sakti berbentuk setengah lingkaran yang
diatasnya berdiri 7 patung Jenderal pahlawan revolusi yang salah satu menunjuk
ke arah sumur di depan monumen. Yang menjadi latar belakang adalah sebuah
dinding besar, yang di sisi atasnya terdapat patung garuda pancasila. Terdapat
pula relief yang menceritakan tentang peristiwa gerakan 30 September PKI.
LUBANG BUAYA / SUMUR MAUT
Sumur ini terletak persis di depan monumen. Sumur yang digunakan untuk membuang mayat para
Jenderal. Sumur ini berdiameter 75 cm dan memiliki kedalaman sekitar 12 meter dan di kiri kanan sumur
terdapat pagar yang membatasi pengunjung untuk menghindarkan pengunjung untuk
membuang sesuatu ataupun masuk ke dalam sumur. Di sebelah sumur juga terdapat semacam prasasti kecil yang
menjelaskan tentang sumur maut ini.
Selain
itu juga terdapat rumah yang di dalamnya ketujuh pahlawan revolusi disiksa dan
dibunuh.
Dan juga rumah penyikasaan, terdapat
juga Serambi penyiksaan, Dapur umum dan juga Pos Komando.
Museum Pengkhianatan
PKI
Museum
ini terletak sekitar 300 meter dari lokasi sumur lubang buaya. Museum ini
berbentuk menyerupai sebuah joglo besar.
Kami disambut oleh Diorama-diorama
dari kekejaman PKI diseluruh Indonesia pada saat itu. Ada sekitar 40 diorama
didalam museum. Ruang Relik
Ruang Relik berisi
barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi terutama pakaian yang
dikenakan pada saat beliau gugur, petikan visum dokter, peluru yang diketemukan
dalam tubuhnya, tali pengikat dan lain-lain. Di ruangan ini disajikan pula
Aqualung (alat bantu pernafasan) dan sebuah radio lapangan yang pernah
digunakan Jenderal Soeharto pada waktu memimpin penumpasan G.30.S/PKI.
Kegagalan G-30 S/PKI, berarti bahwa pemerintahan Orde Lama. Dan pada tanggal 1 Oktober 1965 menjadi awal proses peralihan dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru, yaitu orde atau tatanan yang secara murni dan konsekuen. Mulainya Orde Baru ditadai dengan Surat Perintah sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan-tindakan yang perlu demi keamanan bangsa dan negara. Berdasarkan pada Supersemar tersebut, tanggal 12 Maret 1966, Soeharo membubarkan PKI dengan segenap organisasi massa dan organisasi politiknya
Sekian dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar